Minggu, 15 Juni 2014

Tunas.

Aku tumbuh menjadi satu tunas kecil
Di ujung permukaan tanah
Setelah sekian lama bersembunyi di dalam tanah
Menunggu untuk di sirami air kehidupan dan menyerapnya perlahan
Temanku, para cacing bahkan enggan mendekatiku
Karena keadaanku yang di anggap hanya mengganggu.
Ku tancapkan akar-akarku tepat di atas aku berdiri.
Bersiap memulai semuanya dari awal
Tanpa perlu meniru mereka yang berada di sampingku.
Satu keyakinan tanpa tujuan hidup yang pasti
Membuat daun pertama yang harusnya bermekaran dengan baik
Menjadi layu tak kuat melawan angin dan sinar matahari
Yang datang silih berganti hanya ingin mengujiku.
Berkali-kali aku terjatuh dan hampir mati dalam kesia-siaan
Berkali-kali pula aku tetap mencoba bertahan.
Hujan dan matahari yang menjadi sumber kehidupanku saat itu.
Terkadang saat tangkaiku sudah terlalu lelah menopang tubuhku sendiri
Aku menunduk lemah dan bertanya kepada akar-akarku
‘apakah aku bisa melewati ini semua?’
Mereka tidak menjawab apa-apa.
Aku bosan dan marah akan diriku sendiri
Aku muak melihat mereka selalu tertawa bahagia di sekelilingku
Tanpa bertanya apa yang aku rasakan kala itu
Mungkin kita semua tumbuh besar dan memiliki akar yang kuat
Untuk menopang diri kita
Tapi, ada yang mereka tidak ketahui
Aku bahkan tidak di beri pupuk berkualitas tinggi

Yah, pupuk yang petani itu namai ‘Cinta’...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar