Jumat, 06 Juni 2014

Malam

Keramaian malam
Seperti biasa, sangat menggiurkan mata.
Dan aku masih tetap saja dengan kekosongan hati duduk tepat ditengah-tengahnya.
Hiruk-pikuk mereka bahkan terekam rapih diotakku.
Tapi tak sedikitpun dicerna hati ini.
Keseimbangan hati dan otakku berdiri tegak layaknya menara pisa.
Kebencianku akan kepura-puraan membuat mata lebih pemilih dari sebelumnya.
Lingkunganku membuat aku mengutuk diriku sendiri.
Sunyinya malam
Menghantarkanku jauh kedalam duniaku.
Dunia yang tak ada seorang pun disana.
Hanya aku, sendiri.
Lantunan lagu menghiasi telinga.
Kala jari-jari ini menari indah menuturkan keluhan yang hanya dipahami Hujan.
Kutanyakan pada bulan malam ini, seperti apa rasanya disana?
Memperhatikan hampir sebagian bumi ini sampai petang menjemput?
Bintang tak kunjung muncul.
Tak ingin mengganggu curahan hatiku pada bulan.
Angin berhembus sangat lembut.
Biasanya yang paling kutunggu-tunggu; saat angin datang dan menari bersamaku.

Namun, angin malam hanya ini mampir memberi pelukan yang ku butuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar