Minggu, 15 Juni 2014

Joy.

Terbanglah ke angkasa seperti tidak ada yang menunggu di bumi.
Jika ada yang bilang ‘aku tunggu kamu kembali’
Katakan padanya ‘apa jaminannya?’
Dunia ini begitu sempit
Bahkan terlalu sempit untuk menampung kita semua.
Dosa bagaikan setumpuk debu di padang pasir.
Tidakkah mereka memikirkannya?
Aku hampir gila memikirkannya.
Sekalipun aku seperti seekor kodok yang hanya diam saat hujan datang
Asik dengan duniaku sendiri.
Layaknya manusia yang lain.
Yah, mungkin ini yang membuatku sama dengan yang lainnya.
Aku sendiri bahkan hampir tidak bisa melihat kemiripanku sebagai seorang manusia.
Aku berpikir jadi manusia itu membosankan. Egois.
Makanya aku lebih suka menempatkan diri sebagai sesuatu yang aku anggap itu menyenangkan.
Kodok, angin, malam, bulan, bahkan matahari sekalipun.
Kodok terlihat asik saat hujan datang, tanpa peduli ada yang melemparinya batu
Karena berisik dengan nyanyiannya yang aneh itu.
Angin menari bebas dan tak ada satu pun yang bisa menghentikannya.
Malam terlalu tenang untuk pemikiran keras seharian.
Bulan selalu tersenyum dan tertawa bersama bintang-bintang.
Matahari semangatnya tanpa letih dan pamrih menyinari hidup setiap makhluk.
Ah, alangkah indahnya hidup jika kita tau cara menikmatinya;

Dan ini adalah caraku menikmati hidupku ditengah kehidupan yang sangat biasa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar