Minggu, 29 Juni 2014

TIDAK.

         Kali ini saya hanya akan bertanya, atau lebih tepatnya meminta saran. Yah, saran bagaimana caranya bilang TIDAK? Susah. Susah sekali. Saya juga tidak mengerti kenapa kata penolakkan itu sulit sekali saya ucapkan. Bagi mereka yang sering menggunakan kata itu mungkin tidak akan punya kesulitan sama sekali. Ini salah satu kesulitan saya; saya jarang dan hampir tidak pernah dan tidak mau mengatakan TIDAK. Aneh memang. Kalau tidak aneh, bukan saya berarti.
            Menurut saya, bagian tersulitnya ketika melihat raut wajah mereka ketika meminta sesuatu. Duuuhhh. Atau pun via telp, saya sudah bisa membayangkan raut wajah mereka seperti apa saat meminta. Imajinatif bukan? Akkhh! Menyebalkan. Akan sulit jika itu sudah tersaji di depan mata saya, sulit untuk menolaknya. Saya sepertinya tergolong orang yang bodoh untuk hal yang satu ini.
            Setelah saya ‘iyakan’ rasa penyesalan pun ada, dan ini sering terjadi. Kenapa saya menyesal? Karena pada akhirnya saya sadar, mereka tidak benar-benar pantas untuk mendapatkan kata ‘iya’. Saya bisa selunak bubur bahkan lebih, kepada orang lain (terutama orang yang saya sayang). Namun, cendrung lebih keras pada diri sendiri. Mereka yang tau bagaimana saya, hanya geleng kepala. Bukan karena mereka sedang mendengarkan lagi party -_-
            Saya bingung dengan sifat saya sendiri. Sebenarnya apa yang saya lakukan? Membiarkan mereka menginjak-injak saya? Ataukah memberi jalan pada mereka untuk tumbuh menjadi anak yang manja jauh dari sebelumnya? Dan kemudian akan menyalahkan diri sendiri atas ketidaksanggupan diri sendiri dalam mengatakan ‘tidak’.
            Sering sekali saya menyalahkan diri saya. Itu membuat saya sulit untuk tidur di malam hari. Tentu. Saya ini Insomnia akut. Stadium akhir. Saya terjaga saat malam, dan memilih untuk tidur di siang hari. Kalau yang ini saya bisa jelaskan, entah akan masuk logika kalian atau tidak. Duduk dan baca sajalah, jangan berkomentar kalau belum selesai membaca. Oke.
            Jadi, saya memilih untuk terjaga di malam hari dan tidur di waktu siang dikarena muak. Mungkin juga sih. Hahaha. Saya bosan menyalahkan diri saya sendiri yang tidak pernah benar-benar menolak mereka. Ketika malam saya memikirkannya dan itu membuat saya sulit untuk tidur, kebanyakan melamun. Dan ketika siang hari saya tertidur, alasannya bukan karena saya mengantuk tidak tidur semalaman. Saat siang saya lebih memilih untuk lari. Aneh kan? Belum pernahkah kalian tau ada yang tidur di siang hari hanya untuk lari dari masalah.
Kenapa tidak bunuh diri? Hahaha itu terlalu mainstream. Apa jaminannya kalau saya bunuh diri saya tidak akan memikirkan kebodohan saya? Apa kalian bisa menjaminnya? Hahaha. Alasan saya tidak  bunuh diri juga karena setelah kematian ada kehidupan abadi yang menanti. Kehidupan lain? Yah. Kehidupan dimana kita semua akan mempertanggungjawabkan semuanya. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa saya akan tetap memikirkannya. Mungkin lebih parah. Yah karena saya ini pemikir.
Bukan pemikir seperti para penemu hebat yang terkenal itu. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, saya ini suka berpikir. Hal kecil pun akan jadi bahan pemikiran saya. Buang-buang waktu memang, tapi saya lebih memilih membuang waktu saya daripada harus membuang pikiran ini. Ini sulit, kawan. Andai kalian bisa rasa apa yang saya rasakan. Mungkin kita bisa share J
Penolakan itu buruk? Mungkin. Lalu bagaimana dengan saya? Tidak ada yang benar-benar bertanya bagaimana perasaan saya. Ah sudahlah -_- ini bukan ajang untuk mengeluh. Saya hanya ingin bertanya bagaimana caranya untuk mengatakan TIDAK? Saya kesulitan dengan yang satu ini. Tolong beritahu aku!


NB : jangan baca tulisan di blog ini kalau kalian bingung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar