Jumat, 06 Juni 2014

Apa gambaran singkatmu tentang Indonesia kita ini?


            Sebagai manusia dan rakyat biasa, bahkan terlalu biasa untuk didengar suara saya ini. Dan sebagai manusia si pengkritik pula mungkin tulisan yang tidak ada artinya ini bisa kalian baca, yah namanya juga manusia hanya bisa memberi ‘kritikan’ tanpa tau apakah yang di kritik setuju dengan pendapat sebelah mata ini.
            Tulisan ini saya ketik saat membaca sebuah novel karya seorang novelis no.1 di Indonesia, Habiburrahman El Shirazy atau yang di akrab dipanggil Kang Abik. Saya bahkan belum menyelesaikan bacaan saya ketika memulai ketikan kritik tanpa arti ini. Tapi, saya sangat bersemangat untuk menulis tentang ini. Dari salah satu novel karya terbaiknya yang saya baca saat ini adalah BUMI CINTA.
            Saya tertarik pada percakapan antara Ayyas; seorang mahasiswa asal Indonesia yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tesis di Rusia, dengan seorang Guru Besar Sejarah Asia Tengah, Profesor Abramov Tomskii. Dari percakapan mereka yang menyebutkan bahwasanya Jepang adalah Negara yang sangat bergantung pada Negara kita, yah Indonesia. Bahkan sang Profesor juga mengatakan; jika Negara kita akan di serang, Jepanglah Negara pertama yang akan membela Indonesia, kesimpulan tersebut di sebutkan berdasarkan prediksi data yang telah beliau kumpulkan.
            Dan pula penjelasan dari Profesor yang menyebutkan ‘Kalau Indonesia chaos, perekonomiannya ambruk, maka orang-orang Jepang tidak akan bisa makan. Indonesialah yang menghidupkan industri Jepang. Bahan-bahan baku industri Jepang paling besar didatangkan dari Indonesia. Batu bara, biji besi, tembaga, nikel, semua dari Indonesia. Dan hasil industri Jepang paling besar dibuang ke Indonesia. Coba kau hitung berapa ribu kendaraan roda dua setiap harinya yang dibeli orang Indonesia dari Jepang. Belum kulkas, mesin cuci, televisi, telepon, dan peralatan elektronik lainnya. Indonesia adalah tempat Jepang mengeruk uang, juga tempat Negara kapitalis lainnya mengambil keuntungan. Dua ratus tiga puluh juta adalah pasar yang sangat besar. Sekali lagi sangat besar.” (2010:80)
            Saya pun mulai berpikir, begitu banyak sindiran halus akan SDA yang ada di Indonesia tetapi kenapa terlihat seperti angin lembut yang menepuk mesra telinga para pemimpin kita? Tidak perlulah saya jelaskan panjang lebar maksut dari pernyataan sang Profesor dan ketertarikan saya untuk menulis ini. Bukan hanya dari novel yang saya baca ini, mungkin dari kalian juga tidak sengaja menemukan pernyataan yang menyatakan keindahan Negara kita namun ‘diperbudak’ oleh Negara lain, dari bacaan-bacaan lainnya. Saya akui saat mengetik tulisan ini, saya sedang berapi-api. Bukan karena bersemangat atau berbangga hati Negara kita di sanjung diberbagai kesempatan dalam sebuah maha karya seperti ini, akan tetapi saya berapi-api karena saya bingung akan kebebalan telinga para pemimpin kita. Apa sebenarnya yang mereka mau?

            Yah, kembali lagi ke awal ini hanyalah ketikan kritik tanpa arti dan tanpa maksut apa-apa. Saya hanya ini menulisnya, entah atas dasar apa. Tangan ini yang menari menyalurkan irama pemikiran tak seberapa dari otak ini. Masihkah kita dapat menyelamatkan kekayaan Negara kita ini? Sebelum habis di keruk para Negara kapitalis itu? Lantas, seperti apa bayangan anda tentang Negara kita ini? Prediksi kalian beberapa tahun kedepan mungkin. Yang jelas, doa terbaik saya bisikkan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kembali meniupkan angin lembut yang akan menggerakan para pemimpin dan pejabat Negara kita ini, untuk mereka yang baik selalu dilindungi dan diberkahi untuk menjalankan tugas mulia mereka, dan untuk mereka yang kurang baik segera disadarkan dan bergerak menuju kebaikan demi bangsa, Negara, dan agama. AMIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar