Aku
tumbuh menjadi satu tunas kecil
Di
ujung permukaan tanah
Setelah
sekian lama bersembunyi di dalam tanah
Menunggu
untuk di sirami air kehidupan dan menyerapnya perlahan
Temanku,
para cacing bahkan enggan mendekatiku
Karena
keadaanku yang di anggap hanya mengganggu.
Ku
tancapkan akar-akarku tepat di atas aku berdiri.
Bersiap
memulai semuanya dari awal
Tanpa
perlu meniru mereka yang berada di sampingku.
Satu keyakinan
tanpa tujuan hidup yang pasti
Membuat
daun pertama yang harusnya bermekaran dengan baik
Menjadi
layu tak kuat melawan angin dan sinar matahari
Yang
datang silih berganti hanya ingin mengujiku.
Berkali-kali
aku terjatuh dan hampir mati dalam kesia-siaan
Berkali-kali
pula aku tetap mencoba bertahan.
Hujan
dan matahari yang menjadi sumber kehidupanku saat itu.
Terkadang
saat tangkaiku sudah terlalu lelah menopang tubuhku sendiri
Aku
menunduk lemah dan bertanya kepada akar-akarku
‘apakah
aku bisa melewati ini semua?’
Mereka
tidak menjawab apa-apa.
Aku
bosan dan marah akan diriku sendiri
Aku
muak melihat mereka selalu tertawa bahagia di sekelilingku
Tanpa
bertanya apa yang aku rasakan kala itu
Mungkin
kita semua tumbuh besar dan memiliki akar yang kuat
Untuk
menopang diri kita
Tapi,
ada yang mereka tidak ketahui
Aku
bahkan tidak di beri pupuk berkualitas tinggi
Yah,
pupuk yang petani itu namai ‘Cinta’...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar