Budaya kebaratan sudah menjamur hampir
keseluruh Indonesia. Bahkan anak TK sudah menggunakan ponsel, entah untuk apa
mereka mendapatkan ponsel itu. Lebih membingungkan lagi, mereka para orang tua
dengan senang hati membelikannya dengan suka rela. Modernism, atau apalah itu,
entah apa yang kalian pikirkan untuk itu. Praktiskah? Mempermudahkah?
Jika kalian yang telah membaca tulisan
ini bertemu dengan saya, mungkin kalian akan melemparkan sesuatu kearah saya.
Saya yakin itu. Saya salah satu menggemar setia barang-barang modern yang ada
di Indonesia, tetapi perlu digarisbawahi juga bahwa saya adalah pengeluh hebat
untuk hal yang sama. Saya mencintai produk-produk modern ini, namun saya juga
membenci produk-produk modern yang 90% berasal dari barat ini. Itulah kenapa
ada istilah ‘cinta itu setipis rasa benci’, dan istilah itu terbukti pada saya,
mungkin kalian juga.
Saya mencintai produk modern ini karena
mempermudah saya sebagai seorang mahasiswi, kebencian saya terhadap produk ini
pun bukan tanpa alasan, melainkan karena produk yang terus bertambah
menonjolkan kecanggihan teknologi barat. Seakan tiada henti mereka memproduksi
teknologi baru, kesempatan untuk bernafas pun hampir tidak ada. Mereka para
penggila teknologi modern, selalu berusaha agar tidak ketinggalan jaman. Saya
yang tidak begitu mengerti teknologi modern dan tidak begitu mengikutinya pun
bingun dengan tingkah mereka yang tak lain berada di sekelilingku.
Saya akui teknologi ini sangat membantu
kita lebih mudah mengerjakan sesuatunya, karena saya pun merasakan manfaatnya
sebagai manusia. Dampak yang luar biasa. Namun, apakah dengan terus mengikuti
perkembangan teknologi modern yang terus mengalir bak air terjun Niagara ini
akan berdampak baik bagi kita seutuhnya?
Dampak yang luar biasa ini pun dapat di
realisasikan para pemuda bangsa dengan mulai memproduksi satu teknologi modern
dengan berlebelkan Indonesia. Wow, luar biasa. Kebingungan saya bertambah
melihat pesona sang teknologi yang dengan luar biasa mempengaruhi manusia mulai
dari dampak baik hingga yang buruk skalipun.
Saya bersyukur bisa lahir di era modern
dan bisa menikmatinya. Namun, sekedar saran kawan. Jangan biarkan mesin itu
memperbudak dan mendikte setiap langkah yang harus kalian lakukan! Kalian
adalah boss dari diri kalian sendiri, bukan mesin itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar