Keramaian malam
Seperti biasa, sangat menggiurkan mata.
Dan aku masih tetap saja dengan
kekosongan hati duduk tepat ditengah-tengahnya.
Hiruk-pikuk mereka bahkan terekam rapih
diotakku.
Tapi tak sedikitpun dicerna hati ini.
Keseimbangan hati dan otakku berdiri
tegak layaknya menara pisa.
Kebencianku akan kepura-puraan membuat
mata lebih pemilih dari sebelumnya.
Lingkunganku membuat aku mengutuk
diriku sendiri.
Sunyinya malam
Menghantarkanku jauh kedalam duniaku.
Dunia yang tak ada seorang pun disana.
Hanya aku, sendiri.
Lantunan lagu menghiasi telinga.
Kala jari-jari ini menari indah
menuturkan keluhan yang hanya dipahami Hujan.
Kutanyakan pada bulan malam ini,
seperti apa rasanya disana?
Memperhatikan hampir sebagian bumi ini
sampai petang menjemput?
Bintang tak kunjung muncul.
Tak ingin mengganggu curahan hatiku
pada bulan.
Angin berhembus sangat lembut.
Biasanya yang paling kutunggu-tunggu;
saat angin datang dan menari bersamaku.
Namun, angin malam hanya ini mampir memberi
pelukan yang ku butuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar