Stuart Hall membahas
mengenai diskusi Identitas Budaya dan diaspora dengan diskusi munculnya bioskop
baru di Karibia yang dikenal sebagai Third Cinema. Bentuk baru dari bioskop ini dianggap sebagai
representasi visual dari Afro-Karibia, subyek "hitam" dari diaspora
dari barat, subyek kolonial baru. Sebagai titik awal, Hall menggunakan diskusi
ini dan membahas isu-isu identitas, praktek-praktek budaya, dan produksi
budayanya juga.
Third Cinema dianggap sebagai representasi visual dari Afro-Karibia
dalam konteks post kolonial. Dalam media visual ini "orang kulit hitam" yang
direpresentasikan sebagai subyek post kolonial baru. Sangat sering identitas
direpresentasikan sebagai produk jadi. Hall berpendapat bahwa
alih-alih mempertimbangkan identitas budaya sebagai produk jadi, kita harus
memikirkannya sebagai produksi yang tidak pernah selesai dan selalu dalam
proses.
Seperti kebudayaan yang
dijelaskan oleh Stuart Hall merupakan kebudayaan asing yang membaur dengan
kebudayaan yang lainnya. Berdasarkan fakta- fakta yang ada, kami mendapatkan
pengetahuan budaya tentang bagaimana menyatukan semua kebudayaan menjadi satu
dalam suatu komunitas.
Dalam
suatu komunitas tersebut, tidak hanya satu saja kebudayaan yang ada di situ
pasti terdapat beberapa kebudayaan, lalu bagaimana kebudayaan yang berbeda itu
membangun budaya baru yang mempunyai ciri khas dari komunitas itu sendiri.
Yaitu dengan cara; saling berinteraksi, berbaur dan saling menghargai antar budaya.
Karena untuk memahami suatu kebudayaan kita perlu memahami konteks masyarakat
sebagai sebuah sistem terlebih dahulu. Seperti sistem sosial yang sangat kita
perlukan dalam membangun sebuah komunitas, agar tidak terjadi kesalahpahaman
ataupun kendala-kendala lainnya yang timbul dalam komunitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar