Sabtu, 22 Desember 2012

SOFTSKILL


TUGAS





MATA KULIAH       :           SOFTSKILL
DOSEN                      :           BAPAK AGUS NUGROHO
DISUSUN OLEH      :           MA’ARIFATTUN NUR
KELAS                       :           2SA02
BLOG                         :           ifahmalawat-lestaluhu.blogspot.com

Sastra Inggris
Fakultas Sastra
Universitas Gunadarma





BAB I
PENDAHULUAN
a.     Latar Belakang
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Emosi adalah komponen paling penting dalam bahasan psikologi. Emosi masuk dalam komponen afektif manusia. Emosi merupakan pusat penggerak di samping motivasi, yang mendasari manusia bertingkah laku.
Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat,  dan kemesraan
f. Terkejut : terkesiap, terkejut
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. malu : malu hati, kesal

b.    Rumusan Masalah
-          Pengertian menurut para ahli ?
-          Kenapa setiap manusia memiliki emosi ?
-          Bagaimana mengendalikan emosi?

c.     Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengendalian emosi seseorang, dan apa penyebab seseorang itu menjadi emosi. Di bantu dengan beberapa pengertian menurut para ahli tentang emosi, kita dapat mengetahui lebih banyak tentang emosi dan cara pengendaliannya.



BAB II
I S I
a.     Pengertian Emosi Menurut Para Ahli
Secara harfiah, emosi menurut Oxford English Dictionary sebagai suatu agitasi atau gangguan dalam pikiran, perasaan, nafsu; atau suatu keadaan ketergugahan mental (Goleman, 1995). Bottenberg (1972, dalam Debus, 1977) mengemukakan bahwa emosi merupakan pengalaman atau perilaku yang tidak memiliki pengertian umum yang sama, setiap orang memiliki pandnagan tersendiri mengenai pengertian emosi dan fungsi emosi dalam perilaku manusia.
Sebagai salah satu fungsi psikologis, seringkali emosi dibahas dalam bandingannya dengan motivasi, karena keduanya berakar dari kata yang sama dalam bahasa Latin “movere” yang berarti menggerakkan. Kecenderungan untuk bertindak yang terkandung dalam pengertian tersebut (Goleman, 1995) membuat emosi senantiasa dikaitkan dengan keadaan tergugah pada individu, dan adanya penggunaan energi.
Woodworth (1954, dalam Harriman, 1956) mengemukakan adanya 3 konotasi yang termuat dalam pengertian emosi tersebut.
Ketiga konotasi menurut Woodworth itu adalah: 
  1. Reaksi perilaku yang ditandai dengan intensitas
  2. Perubahan fisiologis internal
  3. Pengalaman yang diutarakan individu melalui introspeksi.
Schönpflug/Schönpflug (1983) menandai keadaan tergugah tersebut melalui beberapa hal yaitu: (1) pengalaman subjektif individu yang mengalami, (2) ekspresi verbal, (3) ekspresi nonverbal, (4) kegiatan individu yang terlihat, dan (5) aktivitas fisiologis. Kelima hal tersebut akan menyatu dalam keadaan individu tergugah yang disebut aktivasi.
Menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.”
Atkinson et al. (1996) memaparkan lebih spesifik bahwa emosi terdiri atas beberapa komponen yang tidak terpisahkan satu sama lain, yaitu: (1) pengalaman subjektif tentang emosi, (2) respon tubuh internal terutama yang berkaitan dengan sistem saraf otonom, (3) segi kognisi dari emosi dan situasi yang berkaitan dengan emosi, (4) ekspresi wajah, (5) reaksi emosi, dan (6) kecenderungan bertindak.
b.    Kenapa Manusia Memiliki Emosi
Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangat berguna karena ‘memotivasi’ orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup –tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku. Emosi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. manusia lain.
Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negatif. Emosi-emosi positif -seperti rasa gembira dan rasa syukur- mengekspresikan sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan, sedangkan emosi-emosi negatif -seperti rasa marah atau rasa bersalah- mengekspresikan sebaliknya. Emosi tidak dapat netral, karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional.
Emosi adalah sifat yang sangat manusiawi jadi setiap manusia memiliki emosi sangat berguna untuk menunjukan ekspresi mereka saat berinteraksi dengan yang lainnya. Karena manusia adalah makhluk sosial, manusia memerlukan emosi untuk menunjukan saat mereka marah, sedih, senang, jengkel, dan lainnya.
c.     Cara pengendalian Emosi
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Ada beberapa orang mengendalikan Emosi mereka dengan cara mereka masing-masing, antara lain :
1.    Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH swt agar mendapatkan ketenangan batin.
Dengan sholat, mengaji, mendengarkan tausiah/khotbah yang bermanfaat agar dapat terbuka jalan pikiran kita.
2.    Tarik nafas dalam-dalam dan membuskan, cara ini agak sedikit melegakan guna mengontrol amarah kita.
3.    Belajar untuk bersabar, berpikir 2x sebelum bertindak
4.    Dewasalah saat berpikir agar tidak mudah marah.
5.    Berpikir positif terhadap orang-orang.


BAB III
KESIMPULAN
Saat seseorang marah ada beberapa dari mereka yang langsung mengungkapkannya kepada orang yang membuat dia marah. Tak jarang tindak kekerasan dapat terjadi di saat seperti ini, bahkan ada yang sampai membunuh orang tersebut. Marah tentu saja dapat
Ada juga yang lebih memilih diam dan pergi menjauh dari orang yang membuat dia marah. Namun cara seperti ini tidak efektif, karena dapat menimbulkan kesalahpahaman terhadap orang sekelilingnnya, karena orang seperti ini tergolong orang yang tertutup.
Jadi, sebagai seorang manusia. Kita tidak boleh egois, kita harus bisa mengendalikan emosi kita, karna kita adalah boss dari diri kita sendiri bukan kita yang harus d kendalikan oleh nafsu setan yang nantinya akan merugikan diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar