Betapa hatiku takkan pilu, Telah gugur pahlawanku, Betapa hatiku
takkan sedih, Hamba ditinggal sendiri...
Entahlah,
kalimat seperti apa yang bisa aku gambarkan untuk mengungkapkan makna
sesungguhnya dari sepenggal syair dari lagu ciptaan Izmail Marzuki ini.
Perjuangan para pahlawan yang tiada hentinya melawan para penjajah untuk
kemerdekaan bangsa ini, bangsa Indonesia!
Apa yang
kiranya bisa kita persembahkan untuk mereka? Masih pantas kita menyebut kita
sebagai bagian dari bangsa ini?
Jasa mereka
saja tidak pernah bisa kita bayarkan dengan apapun itu. Sedikit menghargainya
pun tidak! Makhluk macam apa kita ini?
Miris ketika
melihat mereka sekarang, mereka yang dulu mempertaruhkan nyawanya untuk merebut
kemerdekaan bangsa ini. Apa yang mereka peroleh di hari tua mereka?
‘ketidak-layakkan’ hidup di hari tua yang mereka peroleh. Dan sebagian besar
terjadi pada para pahlawan veteran.
Tidakkah
Pemerintah bisa memberikan tempat yang layak pada mereka? Kita tidak lebih dari
sebuah parasit yang hanya menikmati hasilnya tanpa mau bersusah payah. Hari tua
mereka yanng harusnya mereka lalui dengan ketenangan dan kedamaian tanpa perlu memikirkan pekerjaan untuk melanjutkan
hidup mereka.
10 November harusnya menjadi peringatan
sekaligus perenungan kita untuk merenungkan jasa-jasa para pahlawan yang kita
sendiri bahkan tidak tahu nama mereka. Namun, mereka tidak pernah menuntut
apa-apa. Bagi mereka perjuangan untuk mempersembahkan yang terbaik sekaligus
mengambil kembali kemerdekaan bangsa ini tidak perlu meminta imbalan. Sedih
mendengar kata-kata tulus mereka. Benar-benar pahlawan sejati...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar