Ganja adalah tumbuhan budidaya penghasil
serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya,
tetrahidrokanabinol (THC,
tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia
(rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tanaman ini juga biasa digunakan
sebagai rokok mariyuana.
Ganja memiliki efek negatif secara umum
yaitu, si pengguna menjadi malas berpikir dan otaknya pun menjadi lamban untuk
berpikir. Di sisi lain ada penelitian yang membuktikan bahwa; banyak pihak yang
menyatakan adanya lonjakan kreativitas dalam berpikir dan berkarya terutama
pada para seniman dan musisi. Akan tetapi, lonjakan kreatifitas para seniman
dan musisi juga berpengaruh besar pada jenis ganja yang di gunakan, antara lain
adalah hasil silangan modern “Cannabis indica” yang berasal dari India, dengan
“Cannabis sativa” dari Barat. Jenis ganja inilah yang banyak ditemukan di
Indonesia.
Efek yang ditmbulkan sangat beragam
tergantung pada si pengguna itu sendiri. Sebagian merasakan efek yang membuat
mereka jadi malas, dan sebagiannya lagi menjadikan mereka lebih aktif karena
dihasilkan oleh metamfetamin.
Di beberapa negara di dunia tanaman ini
tergolong sebagai narkotika, meskipun, hingga detik ini tidak terbukti bahwa si
pemakai ganja menjadi kecanduan (terkecuali penggunaanya yang rutin menyebabkan
si pemakai menjadi keterganungan) ataupun kematian seseorang, dan Ganja berbeda
dengan obat-obatan terlarang lainnya yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau
semi sintetik dan merusak sel otak, yang jelas berbahaya bagi umat manusia.
Sebelum ada larangan terhadap penanaman
ganja, di Aceh daun ganja dimanfaatkan untuk menjadi komponen sayur dan umum
disajikan. Juga di beberapa negara di perbolehkan untuk pemanfaatan seratnya,
dengan syarat jenis ganja yang di tanam harus mengandung bahan narkotika yang
rendah atau bahkan tidak sama sekali.
Tetapi, bukan tidak mungkin jika seorang
pemakai juga akan terkena penyakit. Penyakit yang umumnya di derita sang
pemakai, antara lain yaitu gangguan paru-paru karena penggunaannya yang
berlebih.
Ada beberapa tanya-jawab yang saya lakukan
dengan teman saya sebagai pengguna ganja, Dia memakai ganja hanya sebagai
pelampiasan semata karena ada beberapa masalah pribadi yang Dia simpan dan
tidak ingin menceritakannya pada siapapun. Efek yang di timbulkan juga tidak
pernah parah atau bahkan menjurus melakukan hal-hal kriminal. Karena bagi Dia,
Dia hanya ‘penikmat’ bukan perusak. Namun, minimnya pengetahuan orang-orang di
sekitar, membuat Dia sering berkecil hati, memandang Dia dengan sebelah mata
dan tidak sedikit yang mempertanyakan masa depannya.
Agak sedikit tidak adil ketika seseorang di
lebeli ‘buruk’ padahal itu belum terbukti bahwa Dia itu seseorang yang buruk
dan tidak memiliki masa depan. Masa depan seseorang tergantung pada diri mereka
masing-masing, dengan usaha mereka untuk mempersembahkan yang terbaik untuk
orang yang mereka sayang. Bukannya di beri lebel ‘baik tidaknya’ seseorang itu...